“Cerita” Sakit Perut

(sekadar gambar hiasan)

Bismillahirohmanirrohim (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyanayang)

 

Pada kali ini saya  hendak  “cerita” tentang Nabi Musa . Semoga dengan “cerita” tersebut, iman kita menjadi semakin bertambah.  “Cerita”nya lebih kurang seperti di bawah:

Ketika dikejar oleh tentera Firaun, Nabi Musa  dan pasukannya beristirahat di sebuah lembah. Di tengah rasa takut akibat dikejar dan kebingungan menentukan strategi, tiba-tiba Nabi Musa merasa sakit perut. Kemudian dia secara spontan mengeluh kepada Allah, “Ya Allah, ketika dikejar oleh Fir’aun dan tenteranya seperti ini Engkau malah memberiku sakit perut. Aku mohon Engkau sembuhkan sakit perutku ini, Ya Allah!”. Langsung Allah menjawab, “Kamu pergi ke atas bukit sana. Di sana ada pohon lalu ambil daunnya, kemudian kamu makan. Maka sakit perutmu nanti akan sembuh.”

Nabi Musa lantas lari ke atas bukit untuk mengambil daun tersebut dan ketika tangannya baru menyentuh daun tersebut, perut Nabi Musa sudah sembuh. Nabi Musa kemudian berterima kasih kepada Allah dan turun dari bukit. Lalu Nabi Musa menyiapkan pasukannya untuk bertolak, baru tiga kali langkah sakit perutnya menjadi lagi. Musa pun langsung lari ke atas bukit, dia menghampiri pohon-pohon dan diambillah daunnya untuk dimakan. Dia makan sehelai, dua helai, tiga helai sampai berhelai-helai daun tanpa mempedulikan rasanya yang penting supaya dia sembuh. Tapi sampai lima belas helai daun dia makan, psakit erutnya tidak  sembuh juga.

Kemudian Nabi Musa protes kepada Tuhan, “Ya Allah aku sudah makan sekian daun, tapi perutku tidak sembuh juga! Tadi Engkau mengatakan kepadaku bahwa kalau hendak sembuh naiklah ke atas bukit, ambil dan makanlah daun-daun yang ada pada pohon di sana.”

Allah lalu mengatakan pada Nabi Musa, “Yang mengatakan daun boleh menyembuhkan sakit perut itu siapa? Tadi waktu sakit perut pertama kan kamu minta tolong sama Aku, jadinya sakit perutmu Aku sembuhkan. Tapi waktu sakit perut yang kedua, kamu kan tidak minta sama Aku. Kamu langsung saja naik bukit kerana kamu fikir daun boleh menyembuhkan sakit perutmu. Tidak seperti itu, Musa. Daun tidak boleh menyembuhkan sakit perutmu, yang menyembuhkan sakit perutmu itu Aku. Terserah Aku mahu menyembuhkan lewat daun, mahu menggunakan batu atau apa saja, itu terserah Aku. Jadi sembuhnya perutmu bukan karena daun, itu atas perkenanKu.”

Mungkin seperti itulah “cerita” yang pernah disampaikan kepada kita. Kita boleh merefleksikan cerita tersebut dengan kehidupan kita saat ini. Mungkin selama ini fikiran kita seperti Nabi Musa, yang menyimpulkan bahwa “daun boleh menyembuhkan sakit perut, titik!”.

Kita sering merasa boleh mengatasi berbagai masalah kerana ilmu kita. Ketika kita menjadi mahasiswa , kita yakin boleh lulus suatu subjek kursus  kerana ilmu yang  kita pelajari. Ketika kita menjadi usahawan, kita merasa boleh berjaya karena ilmu usahawan, ilmu marketing atau ilmu entrepreneur kita. Ketika kita menjadi doktor, kita merasa boleh menyembuhkan pesakit karena ilmu kedoktoran kita. Padahal rahsia sesungguhnya dari keberhasilan segala permasalahan tersebut bukan terletak pada pengetahuan atau ilmu-ilmu tersebut.

Begitu pula dengan ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu sosial, ilmu politik, ilmu sains yang sifatnya pasti, sampai kepada ilmu-ilmu yang sifatnya tidak pasti (cair) seperti kebudayaan. Itu semua hanya sekadar sehelai-helai daun. Kita tidak boleh (sedikit pun) menganggap bahwa ilmu-ilmu itu boleh mengatasi semua keadaan kita. Tetap ada suatu aotoriti di luar dimensi yang sudah kita ketahui- yang kita perlukan untuk membantu kita supaya “sakit perut” kita dapat sembuh. Syukur-syukur dapat menyembuhkan “sakit perut” negara.

Dengan kerendahan hati, mudah-mudahan kita ingat bahawa sesungguhnya semua “penyakit” kita tidak hanya dapat kita atasi dengan kehebatan/keilmuan kita saja. Akan tetapi, kita perlukan yang lain. Yang lain itu apa? Tentunya Anda dapat menjawabnya sendiri. Pokoknya jangan terjebak seperti Nabi Musa pada saat itu.

One response to ““Cerita” Sakit Perut”

  1. saya ingin bertanya.dari mana sumber cerita ini ya? adakah dari hadis? saya cuma ingin kepastian sahaja. tidak berniat skeptikal..mohon pencerahan..tq

Leave a comment